Monday, February 15, 2016

kopi

ditulis pada 13 februari 2016.

duduk. sendirian.

berkontemplasi.

mungkin dengan duduk sendirian ini, gue bisa mikir lebih jernih,

apakah gue akan dapet jawaban yang sebenernya,

apakah gue bakal bisa memutuskan suatu keputusan.

berada di sebuah kedai kopi di kawasan jakarta pusat, duduk di seberang salah satu pusat perbelanjaan terbesar di jantung kota jakarta, memesan caramel macchiato less sugar extra caramel ukuran grande (ya, gue tau ini adalah sebuah kontradiksi), dan expresso brownies yang dihangatkan terlebih dahulu, gue berdalih ingin mengerjakan suatu tugas (yang memang benar ada tugas) tetapi kepala gue pusing dengan banyak hal.

gue sangat takut keluar dari zona aman. gue takut nyakitin hati orang. gue takut orang berekspektasi lebih sama gue. gue takut orang masuk ke kehidupan gue yang super berantakan. gue takut salah. gue ga nyaman. gue gaksuka jadi orang yang kayak gini, tapi gue harus kayak gini demi mencegah hal-hal buruk terjadi. gue gamau lagi sakit hati, gue gamau salah pokoknya.

ada salah satu quotes dari Haruki Murakami yang akan gue kutip, yang sangat menjelaskan keadaan gue. i hope you'll read this.

there are some things about myself i cant explain to anyone. there are some things i dont understand at all. i cant tell what i think about things or what im after. i dont know what my strengths are or what im supposed to do about them. but if i start thinking about these things in too much detail the whole thing gets scary. and if i get scared i can only think about myself. i become really self-centered, and without meaning to, i hurt people. so im not such a wonderful human being.

hari ini dua tahun yang lalu, tepat 13 februari 2014, gue mendapatkan suatu surat yang bikin gue shock berat, jantungan, sakit hati, sedih, dan kecewa. someone decided to let me go dengan alasan yang gak logis. menurut gue, itu keputusan yang sangat2 egois dan gak berperikemanusiaan. kalo diinget2 rasanya, gue gamau lagi ngerasain hal kayak gitu lagi. ever. sampe sekarang, rasa sedihnya masih nempel, gue masih ngebayangin kalo dia masih ada, kalo dia akan balas chat gue lagi, kalo dia akan berdiri di depan gue, atau duduk di coffee shop dan ngobrol bareng sama gue. i tried to reach him earlier this year, dan dia respon, tapi gak lama menghilang lagi. gue sedih, sesedih itu. tp mungkin ada baiknya juga dia ngelakuin ini ke gue, mungkin biar gue gak berekspektasi lebih sama dia, biar gue gak kebanyakan ngayal. because dia terlalu mengenal gue. biasanya, orang yang terlalu mengenal gue, ends up akan bikin gue sedih karena gue selalu berekspektasi lebih pada mereka. thats why, i promised myself not too trust anyone that fast.

dengan terlalu banyak pressure seperti saat ini, gue gamau ngelakuin apapun yang bisa bikin gue makin tambah pusing, gue gak tertarik untuk memperibet hidup gue karena hidup gue memang sudah ribet, gue memutuskan untuk fokus di kuliah dan menambah pengalaman dan prestasi. i have a lot of things dalam kehidupan gue yang sangat sangat sangat ribet dan ga gampang dimengerti orang.

dear people, thank u for being here when i need someone

No comments: